Tindakan Frenotomi pada Ankyloglossia dan Terapi Sinar Biru dengan Metode Rawat Gabung pada Bayi Hiperbilirubinemia

Ditulis oleh : dr. Nike Dewi Anggraini, Sp.A – Dokter Spesialis Anak, Bekasi

Bayi YA adalah anak pertama dari pasangan Ny. I dan Tn. G. Ayah bayi adalah karyawan swasta, sedangkan Ibu bayi adalah ibu rumah tangga. Bayi lahir di sebuah RS swasta di Depok melalui proses bedah caesar oleh dokter spesialis kebidanan. Bayi YA merupakan bayi cukup bulan (NCB) usia 38 minggu, sesuai masa kehamilan (SMK) dengan berat badan lahir 3100 gram dan panjang badan lahir 48 cm. Bayi lahir langsung menangis kuat dan gerak aktif. Saat lahir bayi tidak dilakukan proses IMD (Inisiasi Menyusu Dini). Selama proses kehamilan, ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke dokter kebidanan serta mendapatkan suplemen serta tablet tambah darah.

Pada awal proses persalinan, ibu merasa bayi sulit menyusu langsung di payudara. Bayi hanya dapat menyusu selama 3-5 menit kemudian terlepas. Saat bayi menyusu terkadang terdengar bunyi clicking. Payudara ibu tidak lecet atau nyeri. Memasuki usia 2 hari, payudara ibu mulai bengkak sehingga ibu memerah ASI. Ibu memberikan ASI perah menggunakan sendok dan spuit kepada bayi karena bayi  masih sulit menyusu langsung.

Pada tanggal 9 Mei 2023, saat bayi usia 4 hari, ibu memeriksakan bayi ke dokter anak konsultan laktasi IBCLC (International Board Certified Lactation Consultant) di  RS swasta di Depok. Saat itu ibu menceritakan keluhan bayinya. Orangtua bayi berharap dapat menyusui selama 2 tahun agar tumbuh kembang bayi baik dan paham terkait ASI adalah nutrisi yang paling baik untuk bayi. Saat ditimbang berat badan (BB) bayi turun menjadi 2885 gram. Bayi mengalami penurunan sebesar 6,9% dari berat lahir (53 gram/hari). Saat dilakukan pemeriksaan fisik ditemukan adanya tongue tie anterior dan lip tie grade 4. Dokter menjelaskan kepada orangtua bayi agar dilakukan tindakan frenotomi pada bayi YA agar proses menyusui baik dan berat badan bayi dapat naik dengan optimal. Setelah menulis surat persetujuan tindakan, dokter melakukan tindakan frenotomi tongue tie dan bayi langsung menyusu di payudara ibu. Bayi diajarkan untuk senam lidah 2 kali sehari dan mengoleskan gel lidah buaya di bawah lidah bayi. Ibu diminta untuk menyusui semau bayi (on demand) serta dibantu suplementasi dengan selang NGT (Nasogastric tube) dan spuit bila diperlukan. Ibu juga diajarkan skin to skin agar bayi dapat menyusu di payudara dengan baik lebih cepat. Bayi juga akan dilakukan homevisite oleh perawat laktasi.

Pada tanggal 11 Mei 2023, usia bayi 6 hari,  BB bayi 2850 gram, turun 35 gram dari sebelumnya (17,5 gram/hari). Menurut ibu, bayi sudah mulai mau menyusu walau terkadang masih rewel. Ibu sudah tidak memompa ASI atau memberikan dengan spuit. Bayi dilakukan frenotomi lip tie serta dilakukan senam lidah dan bibir 5 kali perhari. Bayi tampak kuning di seluruh tubuh, kesan Kramer 5, sehingga dilakukan pemeriksaan bilirubin dengan hasil 29,9 mg/dl. Bayi diputuskan untuk terapi double bluelight dengan rawat gabung bersama ibu agar proses menyusu tetap dapat dilakukan.

BANNER 728 x 90

Pada hari perawatan pertama, bayi sudah lebih lancar untuk menyusu dan ibu lebih percaya diri. Ibu nyaman dengan posisi cross cradle di payudara kiri dan posisi football di payudara kanan. Bayi direncanakan untuk pemeriksaan bilirubin 2 kali perhari.

Pada hari perawatan kedua, bayi sudah lancar menyusu dan tidak menolak. Ibu lebih nyaman menyusui tanpa suplementasi NGT dan spuit. Berat badan bayi 2920 gram (naik 70 gram dari sebelumnya). Hasil bilirubin 17,2 mg/dl (pagi) dan 16,0 mg/dl (malam). Kesan kuning di kulit mulai perbaikan (Kramer 3-4). Golongan darah bayi B dengan Rhesus + (sama seperti ibu).

Pada hari perawatan ketiga, bayi sudah semakin lancar menyusu dan ibu sudah bisa menyusui posisi tidur. Berat badan bayi 2850 gram (turun 70 gram dari sebelumnya). Kuning pada bayi sudah jauh berkurang (Kramer 1-2). Hasil bilirubin 8,6 mg/dl. Bayi diperbolehkan untuk rawat jalan.

Bayi kontrol 2 hari pasca rawat inap dan didapatkan kenaikan BB sesuai target yaitu 28 gram/hari. Bayi sudah semakin lancar menyusu dengan posisi dan pelekatan yang baik. Senam lidah dan bibir dilakukan 3 kali perhari. Di usia 25 hari bayi kontrol kembali dengan BB 3540 gram (naik 39,2 gram/hari). Bayi disarankan untuk stop senam lidah dan bibir. Bayi terus menunjukkan kenaikan BB yang baik di usia 2 bulan dengan BB 5430 gram (naik 51 gram/hari) dan di usia 2 bulan 14 hari dengan BB 5855 gram (naik 35,4 gram/hari).

Tabel 1. Pertumbuhan Berat Badan dan Status Gizi By. YA

NoTanggalUsiaBBPerubahan BBStatus GiziTindakan
1.5/5/23Lahir3100 gram-1 SD 
2.9/5/234 hari2885 gramâ 215 gram-1SDFrenotomi tongue tie, edukasi senam lidah, skin to skin
3.11/5/236 hari2850 gramâ 35 gram-2 SDFrenotomi lip tie, rawat inap bluelight therapy, senam lidah dan bibir 5 kali perhari
4.14/5/239 hari2850 gram-2SDSelesai bluelight therapy, rawat jalan
5.16/5/2311 hari2990 gramá 28 g/hari-2SDSenam lidah dan bibir 3 kali perhari
6.30/5/2325 hari3540 gramá 39,2 g/hariMedianStop senam lidah dan bibir
7.6/7/232 bulan5430 gramá 51 g/hari+1 SDLanjutkan ASI
8.18/7/232 bulan 14 hari5855 gramá 35,4 g/hari+1 SDLanjutkan ASI
ambar 1. Grafik kenaikan berat badan By. YA
Gambar 2. By. YA dilakukan terapi sinar biru rawat gabung bersama ibu

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Proses menyusui merupakan proses yang membutuhkan dukungan dari berbagai hal. Ny. I dan Tn. G mengerti dan sadar akan pentingnya memberikan ASI kepada bayinya. Saat bayinya tidak bisa menyusu dengan baik, mereka segera mencari pertolongan dengan memeriksakan langsung ke dokter spesialis anak yang pro menyusui. Berat badan bayi mengalami penurunan cukup drastis di awal kelahiran dikarenakan proses menyusu yang tidak efektif.

Saat proses menyusu dibutuhkan posisi dan pelekatan yang tepat agar bayi dapat menyusu dengan baik. Proses bayi untuk dapat mengeluarkan ASI dari payudara merupakan hal yang cukup kompleks. Pada saat menghisap, mulut bayi seperti vakum tekanan negatif yang akan menghisap dan mengosongkan isi payudara. Kondisi ini dipengaruhi oleh bibir yang terlipat ke luar (dower), lidah yang dapat menjulur melewati gusi bawah, dan pipi bayi yang cembung saat menyusu.1

Bayi dengan tongue tie dan lip tie tidak bisa optimal untuk mengosongkan payudara dan membuat pelekatan menyusui menjadi tidak baik. Hal ini yang terjadi pada bayi YA sehingga bayi cenderung menyusu sering terlepas serta terjadi penurunan BB cukup drastis.

Ankyloglossia atau yang sering dikenal dengan tongue tie adalah frenulum (tali) lidah yang pendek, ketat, atau tebal yang dapat mengganggu pergerakan lidah. Ini merupakan kelainan bawaan lahir yang dapat menyebabkan kesulitan menyusu dan gangguan artikulasi bicara. Bersamaan dengan makin maraknya kampanye ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, maka tongue tie dan penanganannya semakin mendapatkan perhatian khusus agar proses menyusui dapat berjalan dengan baik walaupun masih banyak didapatkan pro kontra.2

Selain tongue tie, terdapat juga lip tie yang dapat menyebabkan proses menyusu terganggu. Pada lip tie, terdapat frenulum bibir yang menempel di rahang atas sehingga gerakan bibir menjadi terbatas saat menyusu. Posisi bibir yang dower dibutuhkan agar mulut bayi dapat membentuk vakum atau tekanan negatif sehingga proses pengeluaran ASI menjadi optimal.1

Untuk mengatasi masalah tongue tie dan lip tie pada pasien maka dilakukan frenotomi. Frenotomi adalah proses insisi atau pemotongan jaringan tipis (tali) penghubung lidah ke dasar mulut atau gusi bagian atas ke mulut yang dapat mengganggu proses menyusui. Setelah dilakukan frenotomi, bayi YA dapat menyusu lebih baik.

Pada pasien juga didapatkan kadar bilirubin yang tinggi sehingga dilakukan  terapi sinar biru untuk menurunkan kadar bilirubin. Terapi sinar biru dilakukan dengan rawat gabung bersama ibu (bedside phototherapy) agar bayi tetap dapat menyusu langsung selagi dilakukan terapi sinar. Hal ini dinilai lebih efektif karena bayi akan merasa lebih nyaman di dekat ibu dan dapat membantu proses pelekatan menyusu menjadi lebih baik. Saat menyusu, bayi dapat didekap oleh ibu dan menyusu langsung di payudara ibu sekaligus lampu sinar biru  diarahkan ke badan bayi sehingga terapi sinar biru tetap dilakukan secara kontinyu.

Terapi sinar biru dengan rawat gabung ibu sudah cukup sering dilakukan terutama di negara berkembang atau daerah fasilitas kesehatan terbatas. Metode ini mempunyai beberapa manfaat diantaranya menurunkan biaya, menurunkan kemungkinan kejadian infeksi, mempertahankan bonding ibu dan bayi dan direct breastfeeding, serta memberikan ketenangan kepada orang tua karena bisa dekat dengan bayinya.3,4 Tentunya hal ini sudah dievaluasi oleh dokter terlebih dahulu dan bayi dinilai dalam kondisi klinis stabil.

KESIMPULAN

Penurunan BB di awal kelahiran yang cukup drastis disebabkan karena bayi belum bisa menyusu secara efektif. Hal ini dikarenakan adanya tongue tie dan lip tie yang memengaruhi pelekatan menyusu pada bayi. Ayah dan ibu bayi sangat kooperatif dan mendukung penuh ASI eksklusif dengan menyusu langsung (direct breastfeeding). Setelah dilakukan frenotomi, pelekatan menyusu semakin membaik. Kenaikan BB bayi semakin optimal selama kunjungan rutin setelah rawat inap. Bayi juga terdapat hiperbilirubinemia dan dilakukan terapi sinar biru dengan rawat gabung bersama ibu. Bayi tidak terpisah dari ibu, bisa menyusu langsung, dan terapi sinar biru tetap bisa dilakukan secara efektif. Hal ini juga bisa memberikan ketenangan kepada ibu karena tetap bersama dengan bayinya dan membuat ibu bersemangat untuk menyusui bayinya.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Praborini A, Wulandari RA. Anti Stres Menyusui. Kawan Pustaka. Jakarta. 2019.
  2. Hill R. Implications of Ankyloglossia on Breastfeeding. MCN Am J Matern Child Nurs. 2019;44:73-9.
  3. Hillel Yafe Medical Center. New: “Light treatment” by the mother’s bedside. 2021 Aug 16 [diakses tanggal 10 Juli 2021]. Tersedia di : https://hy.health.gov.il/eng/?CategoryID=23&ArticleID=832.
  4. Fernandes JIS, Reis AT, Silva CV, Silva AP. Motherly challenges when facing neonatal phototherapy treatment: a descriptive study. Online Braz. J. Nurs.. 2016;15:188-195.

Leave a Reply

Your email address will not be published.