Peranan Frenotomi dan Supplementasi Pada Ibu NLMS (Normo Low Milk Supply) dan Bayi SWG (Slow Weight Gain) Status Gizi Baik Dekat Gizi Kurang dengan Tongue Tie dan Lip Tie

Ditulis oleh : dr. Ernina Rahmatika Muis

Bayi F, laki-laki adalah anak pertama dari pasangan Tn. F dan Ny. D, lahir secara sectio caesarea dengan Berat Badan Lahir 3500 gram (gr), kehamilan cukup bulan pada tanggal 4 September 2021. Ibu melahirkan di RS Swasta di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ibu mendapatkan konseling tentang menyusui. Ibu ingin memberikan ASI eksklusif dan lanjut hingga 2 tahun kepada bayinya. 

Kunjungan pertama, tanggal 10 oktober 2022 ibu datang ke poli laktasi RS Ali Sibroh Malisi karena ibu mengeluh bayi menetek lama berjam-jam, selalu rewel kesan kurang kenyang. Ibu beranggapan bayi selalu menangis karena ASI ibu kurang, jadi ibu membeli produk supplemen penambah ASI dan ibu minum rutin setiap hari. Di minggu awal menyusui, puting payudara ibu pernah lecet dan berdarah. Ibu nyeri saat meneteki bayi kemudian ayah membelikan susu formula untuk bayinya karena seharian menangis seperti kehausan. Ibu memberikan susu formula dengan botol dot 5-6 x 30 cc/hari. Sejak saat itu bayi menjadi sering buang angin dan banyak ruam merah di wajah serta badannya. Saat usia 5 hari bayi demam dan diperiksakan ke dokter di sebuah RS di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ibu diresepkan domperidon 3×4 tab selama 2 minggu dan berhenti mengkonsumsi tidak tappering off. Ibu merasa ASI semakin banyak saat minum domperidone. Ibu juga di sarankan menggunakan alat suplementasi spuit dan selang nasogastrik isi Susu Formula semau bayi. Sejak saat itu botol dot sudah tidak pernah dipakai. Ibu mengatakan ingin bayi full ASI saja, ibu ingin meneteki selama 2 tahun. Ibu lebih sering meneteki payudara kanan dibandingkan kiri. Puting kiri ibu pernah lecet dan ibu takut meneteki payudara kiri. Ibu mengatakan saat ini perah-perah asi hanya dapat 10cc, ibu khawatir asi sedikit.

Dari pemeriksaan fisik ibu, didapatkan payudara berukuran sedang, simetris namun produksi ASI yang mulai menurun (Normo – Low Milk Supply). Dari pemeriksaan fisik bayi, didapatkan tongue tie posterior dan lip tie grade IV tebal. Saat ini bayi berusia 1 bulan 6 hari dan berat badan (BB) bayi adalah 4100 gr. Kenaikan perharinya 16,67 gr. Status gizi bayi adalah baik namun pertumbuhan berat badan perharinya lambat. Dari observasi menyusui didapatkan reflek hisap bayi kurang optimal, hisapan kurang dalam, bukaan mulut kurang lebar. Ibu juga merasa puting nyeri seperti digigit.

Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, dokter laktasi menjelaskan penyebab kenaikan berat badan bayi yang lambat disebabkan karena hisapan bayi yang kurang optimal. Hisapan bayi yang kurang optimal disebabkan karena adanya tongue tie dan lip tie serta penggunaan botol dot pada bayi. Dokter laktasi menjelaskan prosedur dan tindakan simple frenotomy kepada orang tua. Bayi juga dianjurkan untuk berhenti menggunakan botol dot karena dapat merubah pola hisap bayi. Pada kunjungan ini, ayah dan ibu sepakat dikakukan simple frenotomy pada bayi lalu ibu juga diajarkan senam lidah oleh dokter laktasi. Ibu diberikan laktogog dikonsumsi 2×1 tablet sehari. Ibu juga membeli buku Anti Stres Menyusui.

BANNER 728 x 90

Kunjungan ke dua tanggal 17 Oktober 2022, saat ini bayi berusia 1 bulan 13 hari. BB bayi saat ini 4115 gr (naik 15 gr/hari sejak kunjungan pertama). Status Gizi Baik (-2 SD : 3790 gram). Ibu datang untuk kontrol post frenotomi, senam dikerjakan rutin akan tetapi ibu mengatakan tidak tega menekan bekas insisi. Ibu sudah stop memberi bayi botol dot atau spuit dan selang nasogastrik. Ibu masih menyusui sambil duduk saat malam hari sehingga ibu kelelahan saat bangun pagi. Ibu masih sering pumping karena khawatir asi sedikit. Dokter laktasi menganjurkan untuk senam lidah dan menekan bekas insisi. Ibu juga dimotivasi untuk akupunktur agar mempercepat meningkatkan produksi ASI. Ibu diajarkan kembali posisi menyusui sambil tidur agar ibu tidak lelah menyusui sambil duduk saat malam hari. Ibu juga diminta untuk berhenti pompa asi agar fokus menyusui langsung ke bayi. Ibu melanjutkan konsumsi laktogog.

Kunjungan ke tiga tanggal 25 Oktober 2022, saat ini bayi berusia 1 bulan 21 hari. BB bayi saat ini 4105 gr (turun 10 gram sejak kunjungan ke dua). Status Gizi Baik dekat gizi kurang (-2 SD : 4030 gram). Ibu mengatakan bayi menetek lama berjam-jam seperti awal dulu sehingga ibu jarang mengerjakan senam lidah. Ibu sudah tidak pernah pompa asi lagi. Ibu khawatir karena seminggu ini BAK (Buang Air Kecil) bayi sedikit dan pekat. Saat dilakukan pemeriksaan fisik, ditemukan tali lidah yang menyatu lagi (reattachment). Ibu Riwayat keloid sejak kecil. Dokter laktasi melakukan Reinsisi atau  frenotomy ulang pada tongue tie. Bayi juga diberikan alat Suplementasi dengan SNS (Supplemental Nursing System) berisi susu formula dengan protein terhidrolisa partial, setelah di titrasi oleh dokter laktasi bayi menghabiskan 60 cc sekali menyusu, jadi SNS sebanyak 6 x 60 cc/hari, selebihnya menyusu langsung ke payudara ibu tanpa SNS dengan frekuensi semau bayi. Senam lidah diteruskan 3x/hari. Ibu tidak melakukan akupunktur karena terkendala biaya. Ibu terus melanjutkan konsumsi laktogog.

Kunjungan ke empat tanggal 1 November 2022, saat ini bayi berusia 1 bulan 28 hari. BB bayi saat ini 4360 gr (naik 37 gr/hari sejak kunjungan ke tiga). Status Gizi Baik (-2 SD : 4240 gram). Ibu mengatakan bayi menetek lancar dan nyaman. Ibu rutin melakukan senam lidah. Ibu mengatakan SNS habis 5-6 x 60 cc/hari. Dokter laktasi menyarankan senam lidah1x/hari, SNS saat ini diturunkan menjadi 5-6 x 45 cc/hari karena kenaikan Berat Badan bayi baik. Ibu terus melanjutkan konsumsi laktogog.

Kunjungan ke lima tanggal 8 November 2022, saat ini bayi berusia 2 bulan 4 hari. BB bayi saat ini 4565 gr (naik 29 gr/hari sejak kunjungan ke empat). Status Gizi Baik (-2 SD : 4393 gram). Ibu datang untuk kontrol, ibu mengatakan bayi menetek lancar, SNS habis 5 x 45 cc/ hari. Ibu ternyata mengganti susu yang manis dan gurih. Dokter laktasi menyarankan untuk mengganti kembali susu formula yang pahit dengan protein terhidrolisa partial. Senam lidah sudah dihentikan. Pemakaian diturunkan lagi menjadi SNS 5-6 x 30 cc karena kenaikan Berat Badan bayi baik dan dengan harapan produksi ASI ibu terus meningkat. Ibu terus melanjutkan konsumsi laktogog.

Kunjungan ke enam tanggal 29 November 2022, saat ini bayi berusia 2 bulan 27 hari. BB bayi saat ini 4970 gr (naik 19 gr/hari sejak kunjungan ke lima). Status Gizi Baik dekat gizi kurang (-2 SD : 4930 gram). Ibu mengatakan bayi menetek lancar, baru sembuh dari sakit batuk pilek. SNS habis 6 x 60 cc/hari. Dokter laktasi menaikkan kembali SNS 6 x 45-60 cc/hari. Ibu terus melanjutkan konsumsi laktogog.

Kunjungan ke tujuh tanggal 6 Desember 2022, saat ini bayi berusia 3 bulan 2 hari. BB bayi saat ini 5030 gr (naik 9 gr/hari sejak kunjungan ke enam). Status Gizi kurang (kurang 10 gram ke gizi baik, – 2 SD : 5040 gram). SNS habis 6 x 60 cc/hari. Dokter laktasi menginfokan kemungkinan MPASI dini kepada ibu saat bayi berusia 4 bulan. Pemakaian SNS 6 x 45-60 cc/hari. Ibu terus melanjutkan konsumsi laktogog.

Kunjungan ke delapan tanggal 13 Desember 2022, saat ini bayi berusia 3 bulan 9 hari. BB bayi saat ini 5220 gr (naik 27 gr/hari sejak kunjungan ke tujuh). Status Gizi Baik (- 2 SD : 5180 gram). SNS habis 5-6 x 45-60cc/hari. Dokter laktasi menyarankan turun frekuensi pemakaian SNS menjadi 5 x 60 cc. Ibu terus melanjutkan konsumsi laktogog.

Kunjungan ke Sembilan tanggal 20 Desember 2022, saat ini bayi berusia 3 bulan 16 hari. BB bayi saat ini 5445 gr (naik 34 gr/hari sejak kunjungan ke delapan). Status Gizi Baik (-2 SD : 5330 gram). SNS dilanjutkan 5 x 60cc/hari. Dokter laktasi memberikan konseling tentang MPASI 4 bintang. Ibu mendapatkan informasi MPASI sesuai standar WHO. MPASI dini bisa dimulai saat bayi berusia 4 bulan. Ibu juga membeli buku Anti Ribet MPASI. Ibu terus melanjutkan konsumsi laktogog.

Kunjungan ke sepuluh tanggal 10 Januari 2023, saat ini bayi berusia 4 bulan 6 hari. BB bayi saat ini 5720 gr (naik 19,5 gr/hari sejak kunjungan ke sembilan). Status Gizi Baik (- 2 SD : 5680 gram). Ibu mengatakan bayi riwayat batuk pilek dan demam 1 minggu. Dokter Laktasi menganjurkan SNS dilanjutkan 5 x 45-60 cc/hari. Bayi mendapatkan suplemen zat besi dan Vitamin D. Bayi dimulai MPASI dini. Ibu terus melanjutkan konsumsi laktogog.

Kunjungan ke sebelas tanggal 24 Januari 2023, saat ini bayi berusia 4 bulan 20 hari. BB bayi saat ini 6076 gr (naik 26 gr/hari sejak kunjungan ke sepuluh). Status Gizi Baik (- 2 SD : 5820 gram). Bayi sudah MPASI dini, bayi aktif dan suka makan. Ibu membedong bayi saat makan, karena ibu merasa bayi makan berantakan dan selalu ingin pegang sendok. Ibu takut memberikan makanan kebanyakan pada bayi, jadi ibu batasi porsinya. Dokter laktasi mengedukasi kembali tentang responsive feeding dalam pemberian MPASI. SNS dilanjutkan 5×30 cc/hari. Dokter laktasi juga melakukan pijat bayi. Sampai saat ini ibu belum bersedia dilakukan akupunktur. Ibu terus melanjutkan konsumsi laktogog.

Kunjungan ke dua belas tanggal 14 Februari 2023, saat ini bayi berusia 5 bulan 10 hari. BB bayi saat ini 6475 gr (naik 18,5 gr/hari sejak kunjungan ke sebelas). Status Gizi Baik (- 2 SD : 6100 gram). Ibu mengatakan SNS dipakai saat malam 1-2 x 30 cc tidak sampai habis, sisanya ibu menyusui langsung. Bayi aktif dan lahap saat makan MPASI. Ibu mencoba berbagai resep masakan di buku Anti Ribet MPASI, bayi suka dan lahap. Saat ini bayi makan bubur lumat saring, tidak diblender. Bayi rutin vaksin di bidan dekat rumah. Dokter laktasi menyarankan kepada ibu untuk mulai menghentikan SNS jadi ibu menyusui langung ke payudara dan teruskan MPASI. Suplemen besi dan vitamin D untuk bayi dilanjutkan. Dokter laktasi menambahkan Vitamin D untuk ibu. Ibu terus melanjutkan konsumsi laktogog 2x sehari. Ibu diberikan flyer webinar Masak MPASI Yuk! yang diselenggarakan tanggal 19 maret 2023.

Dalam follow up oleh dokter laktasi, saat ini bayi sudah berumur 5 bulan 5 hari, makan MPASI 4 bintang sesuai standar WHO. Makan berat 3 kali sehari, selingan 1-2 kali sehari. Ibu memberikan minimal 1 butir telur ayam setiap hari pada bayi, tidak lupa juga lemak tambahan. Ibu jadi percaya diri menyusui langsung tanpa SNS karena bayi lahap makan MPASI dan BB bayi naik baik. Tidak ada masalah dalam menyusui dan MPASI. Bayi sehat dengan status gizi baik. Ibu semangat akan melanjutkan menyusui sampai 2 tahun. Ayah pun juga selalu mendukung ibu untuk meneteki.

Gambar 1. Grafik Kenaikan Berat Badan By. F

Tabel.1 Pertumbuhan Berat Badan dan Status Gizi By. F

No.TanggalUsiaBBStatus GiziTindakan
1.04-09-22Lahir3500 grStatus Gizi Baik 
2.10-10-221 bulan 6 hari4100 gr Naik16,7 gr/hari– 2 SD : 3580 gr Status Gizi Baik– Double Frenotomi– Senam lidah 5x/hari- Stop botol dot- Laktogog 2×1 tab
3.17-10-221 bulan 13 hari4115 grNaik 15 gr/hari– 2 SD : 3790 gr Status Gizi Baik– Senam lidah 3x/hari- Motivasi akupunktur- Laktogog 2×1 tab
4.25-10-221 bulan 21 hari4105 grTurun 10 gr– 2 SD : 4030 gr Status Gizi Baik Dekat Gizi Kurang– Reinsisi Tongue tie– SNS 6x60cc/hari- Senam lidah 3x/hari- Laktogog 2×1 tab- Akupunktur tidak dilakukan (terkendala biaya)
5.01-11-221 bulan 28 hari4360 grNaik 37 gr/hari– 2 SD : 4240 gr Status Gizi Baik– Senam lidah 1x/hari- SNS 5-6×45 cc/hari- Laktogog 2×1 tab
6.08-11-222 bulan 4 hari4565 grNaik 29 gr/hari– 2 SD : 4393 gr Status Gizi Baik– Stop senam lidah- SNS 5-6×30 cc/hari- Laktogog 2×1 tab
7.29-11-222 bulan 27 hari4970 grNaik 19 gr/hari– 2 SD : 4930 gr Status Gizi Baik Dekat Gizi Kurang– SNS 6×45-60 cc/hari- Laktogog 2×1 tab
8.06-12-223 bulan 2 hari5030 grNaik 9 gr/hari– 2 SD : 5040 gr Status Gizi Kurang – Sounding MPASI dini- SNS 6×45-60 cc/hari- Laktogog 2×1 tab
9.13-12-223 bulan 9 hari5220 grNaik 27 gr/hari– 2 SD : 5180 gr Status Gizi Baik– SNS 5-6×45-60 cc/hari- Laktogog 2×1 tab
10.20-12-223 bulan 16 hari5445 grNaik 34 gr/hari– 2 SD : 5330 gr Status Gizi Baik– Konseling MPASI 4 bintang- SNS 5×60 cc/hari- Laktogog 2×1 tab
11.10-01-234 bulan 6 hari5720 grNaik 19,5 gr/hari– 2 SD : 5680 gr Status Gizi Baik– Mulai MPASI 4 bintang- SNS 5×45-60 cc/hari- Laktogog 2×1 tab- Suplemen zat besi dan Vitamin D (untuk bayi)
12.24-01-234 bulan 20 hari6076 grNaik 26 gr/hari– 2 SD : 5820 gr Status Gizi Baik– Perbaiki MPASI responsive feeding– SNS 5×30 cc/hari- Laktogog 2×1 tab 
13.14-02-235 bulan 10 hari6475 grNaik 18,5 gr/hari– 2 SD : 6100 gr Status Gizi Baik– Stop SNS- MPASI lanjut- ASI on demand, menyusu langsung- Laktogog 2×1 tab- Vitamin D untuk ibu 1×5.000 iu

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Proses menyusui dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, dimulai dari suami, keluarga terdekat, tenaga kesehatan hingga lingkungan sekitar. Ny. D dan Tn. F sadar dan mengerti akan pentingnya memberikan ASI kepada bayinya. Ny. D ingin menyusui bayi hingga 2 tahun, Tn. F pun mendukung. Namun, Ny. D mengalami kendala saat menyusui bayinya. Bayi menyusu dengan tidak efektif sehingga kenaikan berat badan bayinya lambat.

Kenaikan berat badan yang lambat atau Slow Weight Gain (SWG) didefinisikan sebagai (a) bayi berusia kurang dari 2 minggu yang mengalami penurunan 10% atau lebih dari berat badan lahir atau (b) yang berusia 2 minggu sampai 3 bulan dengan kenaikan berat badannya kurang dari 20 gram/hari.1 Pada kasus ini, By. F mengalami kenaikan berat badan 16,67 gr/hari (mulai dari lahir hingga kunjungan pertama ke Poli Laktasi kami).

Mekanisme bayi mengeluarkan ASI cukup kompleks. Pertama bayi harus dapat membentuk segel ke payudara dengan bibir yang terlipat ke luar (dower) dan lidahnya menangkap payudara serta menekan payudara ke langit-langit mulut. Dalam gerakan ritmik, bayi akan menekan payudara ke langit-langit kemudian menurunkan lidahnya ke bawah sehingga vakum negatif lebih besar, kemudian ASI keluar. 2

Bayi dengan tongue tie dan lip tie tidak bisa optimal mengosongkan payudara saat menyusu ke payudara ibu. Sama seperti halnya yang dialami By. F tidak optimal saat menetek sehingga berat badan naik lambat. Penyebab hisapan tidak optimal pada By. F adalah karena adanya tongue tie dan lip tie.

Frenulum lidah adalah membran mukosa yang menghubungkan bagian bawah lidah dengan dasar mulut. Jaringan ini berbeda-beda, ada yang tebal atau tipis, ada yang pendek atau panjang. Jika frenulum lidah ini pendek, ketat, atau posisinya terlalu di depan, maka akan ada keterbatasan gerak lidah yang bisa mempengaruhi fungsi oral. Kondisi ini disebut Ankyloglossia atau tongue tie. 3

Selain tongue tie, masalah menyusui juga dapat disebabkan oleh lip tie. Lip tie adalah tali atau frenulum pada bagian atas bibir yang menempel pada rahang atas. Frenulum ini tidak memiliki otot dan hanya berupa membran saja. Bila frenulum ini menempel pada bagian tulang atau gusi atas maka bisa menyebabkan adanya gerakan yang terbatas untuk bibir saat menyusu. Posisi bibir yang dowerdibutuhkan dalam proses menyusu agar mulut bayi dapat membuat vakum atau tekanan negatif tinggi sehingga bayi dapat menghisap dengan baik dan transfer asi bisa optimal. Bibir yang dower juga merangsang adanya rantai oksitosin yang menyebabkan keluarnya asi dari payudara ibu optimal. Bibir bayi yang tidak dower pada saat menyusu ke payudara dapat menimbulkan keluhan menyusui, seperti nyeri dan puting lecet.4

Orang tua menerima penjelasan lengkap tentang tongue tie dan frenotomi dan memberikan persetujuan tertulis sebelum tindakan. Sebelum dilakukan frenotomi, bayi dibedong untuk membatasi gerak lengan dan kaki dan bayi dibaringkan terlentang di atas meja pemeriksaan. Seorang asisten atau perawat membantu dengan menahan kepala saat operator mengangkat lidah dengan jari untuk menemukan frenulum yang bermasalah. 5

Frenulum tersebut kemudian dipotong dengan gunting steril ujung tumpul dan ditekan dengan kasa steril untuk menghentikan pendarahan. Tongue tie dinilai benar-benar lepas jika ada bentuk seperti berlian yang rapi (diamond shape) tanpa ada jaringan sisa yang membatasi gerak lidah. Kami lebih menyukai tidak menggunakan anestesi umum untuk melakukan prosedur frenotomi karena penggunaan anastesi kemungkinan akan menambah keterlambatan dalam menyusu. Segera setelah frenotomi, ibu diminta untuk menyusui bayinya untuk evaluasi ulang pelekatan dan peningkatan hisapan bayi. Sang ibu diajari cara senam lidah untuk mencegah frenulum melekat kembali dan dijadwalkan kontrol 3 hari kemudian untuk menilai komplikasi dan mengevaluasi penambahan berat badan. Tinjauan lebih lanjut dijadwalkan 1 minggu kemudian dan dilanjutkan setiap minggu setelahnya jika diperlukan sampai proses menyusui dianggap memuaskan. 6

Setelah dilakukan frenotomy pada by. F, Ibu merasa hisapan bayi lebih kuat. Namun ternyata senam lidah yang diajarkan dokter laktasi tidak dikerjakan maximal oleh ibu sehingga tali lidah menyatu kembali. Pada kasus ini, dokter laktasi melakukan frenotomi ulang pada bayi F. Sebelum dilakukan frenotomy, hisapan bayi F yang kurang optimal pada payudara akan menyebabkan suplai ASI ibu berkurang. Pada kasus ini, produksi ASI Ny. D sudah mulai turun serta Berat Badan bayi F Status Gizi Baik namun dekat ke gizi kurang. Oleh karena itu, bayi butuh diberikan SNS (Supplemental Nursing System) sehingga pertumbuhan bayi meningkat dengan baik dan suplai ASI tetap terjaga karena bayi tetap menghisap ke payudara.

Untuk menilai kebutuhan suplementasi, dokter laktasi melakukan titrasi jumlah susu yang dibutuhkan dengan alat suplementasi. Sebelum menyusui, dokter laktasi mengisi susu di dalam alat suplementasi dan menempelkannya di payudara sebelum menyusui bayi. Setelah bayi selesai dan kenyang, jumlahnya suplementasi yang dibutuhkan dihitung. Misalnya, jika 90 cc susu berada di dalam alat suplementasi, lalu bayi menyusu dan tersisa 30 cc susu, jadi susu yang diminum bayi adalah 60 cc per sesi menyusui. Berdasarkan hal ini, kami menyarankan ibu memberi susu dengan alat suplementasi enam kali per hari (misalnya 6×60 cc) dari pagi sampai jam 9 malam, selebihnya ibu hanya menyusui tanpa alat suplementasi untuk mencegah kelelahan. 7

WHO hanya merekomendasikan pemberian makanan pendamping ASI saat usia bayi 4-6 bulan, jika : kenaikan berat badan bayi tidak adekuat dengan hanya menyusui atau bayi sering mendapatkan ASI tetapi masih menunjukkan rasa lapar sesaat setelah menyusui. Pada kasus ini, bayi F disarankan untuk memulai MPASI di usia 4 bulan sesuai dengan standar WHO dengan tujuan menghentikan terapi suplementasi serta diharapkan kenaikan berat badan bayi naik sesuai grafik pertumbuhan Berat Badan WHO. 8

KESIMPULAN

Kenaikan berat badan bayi yang lambat disebabkan hisapan yang kurang optimal karena adanya keterbatasan gerak lidah bayi (tongue tie dan lip tie). Hisapan bayi yang tidak optimal akan menyebabkan produksi ASI ibu menjadi turun. Penanganan frenotomy sangat tepat karena bisa memperbaiki lidah sehingga menetek jadi lebih optimal dan dengan harapan produksi ASI ibu pun akan naik. Pemberian supplementasi diperlukan agar bayi mendapat asupan dari ASI maupun susu formula dari SNS sehingga pertumbuhan bayi meningkat dengan baik dan suplai ASI tetap terjaga. Pemberian MPASI dini bisa diberikan pada kasus ini agar bisa mengentikan pemberian susu formula pada terapi suplementasi. Pada kasus ini, dengan frenotomy sederhana pada bayi, supplementasi, terapi oral ibu dan MPASI dini sesuai standar WHO, bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, ibu dapat melanjutkan menyusui hingga 2 tahun. Suplementasi dapat berhasil dihentikan total, bayi hanya menetek langsung, MPASI dan tumbuh kembang baik. Dukungan suami, keluarga dan tenaga Kesehatan yang baik, menjadi kunci keberhasilan kasus ini.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Walker, M. (2011a). Beyond the initial 48–72 hours: Infant challenges. In Breastfeeding management for the clinician: Using the evidence (2nd ed., pp. 347–427). Sudbury, MA: Jones and Bartlett.
  2. Praborini A, Wulandari RA. Anti Stres Menyusui. Kawan Pustaka. Jakarta. 2019.
  3.  Clay W, Hoover. The Breastfeeding Atlas Sixth Edition. United States of Amerika.  2013 : 144.
  4. Cole M. Tongue and Lip Tie: A Comprehensive Approach to Assessment and Care. Powerpoint presentation. 2017.
  5. Sunil Kumar, P., Raja Babu, p., Jagadish Reddy, G., & Uttam, A. (2011). Povidone iodine – Revisited. Indian Journal of Dental Advancements, 3 (3). 617-620
  6. Praborini A, Purnamasari H, Munandar A, Wulandari RA. Early Frenotomy Improves Breastfeeding Outcomes for Tongue-Tied Infant. United States Lactation Consultant Association. 2015; 6 (1): 9-15.
  7. Praborini A, et al. 2018. A Holistic Supplementation Regimen for Tongue-Tied Babies With Slow Weight Gain and Failure to Thrive. Clinical Lactation Vol 9 Issue 2, DOI: 10.1891/2158-0782.9.2.78.
  8. World Health Organization. (2000). Complementary feeding family foods for breastfed children.

Leave a Reply

Your email address will not be published.