SIMPLE FRENOTOMY DAN SUPLEMENTASI PADA BAYI YANG MENGALAMI PENURUNAN BERAT BADAN BERLEBIHAN

PRABORINI LACTATION TEAM

ON JANUARY 18, 2023

Penulis: dr Mira Kurnia (Indramayu)

KASUS

By. MA, bayi laki-laki berusia 4 hari, bersama orang tua datang ke Poli Laktasi RS Swasta di Depok, tanggal 12 Agustus 2022. By. MA adalah anak pertama dari pasangan Ny.F dan Tn.M. Ibu sebagai ibu rumah tangga dan ayah sebagai karyawan swasta. By. MA lahir dengan persalinan normal pada tanggal 8 Agustus 2022 dengan usia kehamilan 40 minggu di bantu oleh Bidan dengan berat badan lahir 3100 gram. Setelah lahir By.MA diletakkan diatas badan Ny. F kurang lebih selama 1 jam. Sejak awal By. MA menyusu tidak dapat membuka mulut lebar sehingga tidak dapat menangkap puting ibu dengan baik. Bidan mengatakan bahwa By. MA memiliki tongue tie dan lip tie serta menyarankan untuk konsultasi lebih lanjut ke DSA (dokter spesialis anak) sehingga kedua orang tua segera datang ke poli laktasi.

BANNER 728 x 90

Keluhan menyusui yang dirasakan ibu adalah bayi menyusu sering lepas-lepas, lama, terkesan tidak menelan dan mudah tidur. Bayi tampak seperti tidak pernah kenyang, tampak kuning, dan disertai dengan penurunan berat badan bayi yang signifikan. Selain itu, puting Ny. F juga terasa sakit saat menyusui. Saat ini By. MA berusia 4 hari dengan BB bayi 2495 gram, status gizi bayi saat ini masuk dalam status gizi kurang (<-2SD), turun drastis 151,25 gr/hari dari BB lahir bayi, yakni mengalami penurunan 19,50% dari berat BB lahir (Excessive Weight Loss).

Saat dilakukan pemeriksaaan fisik oleh dokter laktasi ditemukan bayi memiliki tongue tie tipe posterior dan lip tie grade 3, bayi tidak memiliki refleks hisap yang baik, bayi tampak kuning (kramer 4-5). Payudara ibu ditemukan dalam batas normal dan supply ASI ibu juga masih dalam batas normal. Dari observasi menyusui dengan posisi menyusu cradle hold kiri bayi cenderung menyusu di puting, tidak dapat melekat ke payudara dengan baik.

Setelah dijelaskan mengenai perintah menyusui sesuai anjuran agama dan WHO, keinginan Ny. F untuk menyusui By. MA sampai 2 tahun semakin kuat dan hal ini didukung oleh Tn. M. Dokter laktasi menjelaskan tongue tie dan lip tie menjadi penyebab bayi sulit menyusu pada payudara ibu, sehingga berat badan bayi mengalami penurunan dan sulit naik. Dokter menjelaskan prosedur tindakan simple frenotomy kepada orang tua bayi dan kemudian orang tua By. MA menyetujui untuk dilakukan tindakan tersebut.

Setelah dilakukan tindakan simple frenotomy di klinik laktasi, bayi langsung menyusu di payudara ibu. Perdarahan bekas luka frenotomy langsung teratasi sesaat setelah menyusu. Ibu merasa bayi menyusu tidak lepas-lepas, lebih kuat, lembut, dan ibu tidak merasakan nyeri di puting seperti sebelumnya. Dokter laktasi memperagakan cara senam lidah dan bibir 5x sehari untuk dilakukan setiap hari oleh orangtua kepada bayi selama 3 minggu ke depan. Orang tua diminta agar bayi rutin tummy time dan oleskan gel lidah buaya dibawah lidah dan bibir atas di lokasi tindakan simple frenotomy. Bayi dan ibu dijadwalkan kontrol 4 hari kemudian ke DSA yang pro menyusui.

Kunjungan kedua, 4 hari setelah tindakan simple frenotomy ke poli DSA pada tanggal 16 Agustus 2022, usia bayi 8 hari. Berat badan bayi turun 76,25 gram/hari menjadi 2190 gram. Saat ini bayi dalam status gizi buruk (<-3SD). Luka bekas tindakan frenotomy baik. DSA menyarankan untuk dipasangkan alat suplementasi yaitu SNS (Supplemental Nursing System) dan diajarkan pula tata cara pemasangan dan sterilisasi SNS. Suplementasi SNS berisi susu formula dengan rasa yang tawar dengan dosis sebanyak 6x30cc, skin to skin 24 jam dengan bayi, puyer roborantia untuk bayi dan laktogog herbal untuk ibu. Jadal kontrol selanjutnya ke DSA tanggal 23 Agustus 2022.

Kunjungan ketiga, pada tanggal 23 Agustus 2022, usia bayi 15 hari. Berat badan bayi naik 33 gram/hari menjadi 2420 gram. Saat ini bayi masih dalam status gizi buruk (<-3SD). Dari hasil pemeriksaan luka post tindakan frenotomy baik, bayi sudah tidak tampak kuning, proses menyusui semakin membaik dan ASI ibu tampak banyak. DSA menyarankan untuk melanjutkan dosis SNS 6x30cc dan roborantia, serta kontrol kembali pada tanggal 1 September 2022.

Kunjungan keempat, pada tanggal 1 September 2022, usia bayi 24 hari. Berat badan bayi meningkat 16,1gram/hari menjadi 2565 gram. Status gizi masih dalam gizi buruk (<-3SD). DSA menyarankan untuk menaikkan dosis SNS menjadi 6x45cc, teruskan roborantia dan kontrol kembali pada tanggal 15 September 2022.

Kunjungan kelima, pada tanggal 15 September 2022, usia bayi 1 bulan 8 hari dengan berat badan 2865 gram, meningkat sebanyak 21,4 gram/hari. Status gizi masih dalam gizi buruk (<-3SD) namun kenaikan BB bayi semakin membaik. DSA menyarankan untuk mengulang kembali tatacara perlekatan menyusui, mengajarkan pijat bayi kembali, membeli selang SNS baru ukuran L, menggunakan SNS dengan dosis 5x60cc, roborantiadan By. MA dikonsulkan ke dokter spesialis jantung, ibu minum laktogog herbal, akupuntur setelah dari poli laktasi dan mengajarkan pijat oksitosin yang dilakukan ayah serta kontrol kembali pada tanggal 27 September 2022. 

Kunjungan keenam, pada tanggal 27 September 2022. Ibu merasa By. MA semakin pintar menyusu dan merasa ASInya semakin banyak.  Dari pemeriksaaan Echocardiografi dan pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis jantung pada By. MA dikatakan normal. Pada kunjungan saat ini usia bayi 1 bulan 20 hari dengan berat badan 3360 gram, meningkat sebanyak 41,25 gram/hari. Status gizi masih dalam gizi buruk (<-3SD). DSA menyarankan untuk melanjutkan penggunaan SNS dengan dosis 5x60cc, roborantiadan kontrol kembali pada tanggal 11 Oktober 2022.

Kunjungan ketujuh, pada tanggal 11 Oktober 2022, usia bayi 2 bulan 4 hari. Berat badan bayi meningkat 45,7gram/hari menjadi 4000 gram. Status gizi saat ini masuk ke dalam status gizi kurang (<-2SD). DSA menyarankan untuk melanjutkan penggunaan SNS dengan dosis 5x60cc, roborantia dan kontrol kembali pada tanggal 23 Oktober 2022.

Kunjungan kedelapan, pada tanggal 23 Oktober 2022, usia bayi 2 bulan 18 hari. Berat badan bayi meningkat 54gram/hari menjadi 4765 gram. Saat ini status gizi By. MA dalam status gizi baik (>-2SD). DSA menyarankan untuk melanjutkan penggunaan SNS dengan dosis 5x60cc dan pemberian roborantia dihentikan serta kontrol kembali pada tanggal 8 November 2022.

Kunjungan kesembilan, pada tanggal 8 November 2022, usia bayi 3 bulan 2 hari. Berat badan bayi meningkat 47,1 gram/hari menjadi 5425 gram. Saat ini status gizi By. MA dalam status gizi baik (>-2SD). DSA menyarankan untuk menurunkan dosis penggunaan SNS menjadi 5x45cc dengan selang merah  dan kontrol kembali pada tanggal 26 Desember 2022.

Kunjungan kesepuluh, pada tanggal 26 Desember 2022, usia bayi 4 bulan 20 hari. Berat badan bayi meningkat32,8 gram/hari menjadi 7000 gram. Saat ini status gizi By. MA dalam status gizi baik (>-1 SD). Ibu mengatakan menetek lancar di payudara kanan dan payudara kanan terasa lebih cepat penuh sedangkan payudara kiri tidak dan terkadang By. MA rewel saat menyusu di payudara kiri serta akhir-akhir ini bayi sering gumoh. DSA menyarankan untuk melanjutkan SNS di payudara kiri 5x30cc jika bayi rewel atau jika diperlukan, pijat bayi, sounding MPASI dini dan kontrol kembali pada tanggal 31 Desember 2022.

Kunjungan kesebelas, pada tanggal 31 Desember 2022, usia bayi 4 bulan 25 hari. Berat badan bayi menurun 4 gram/hari menjadi 6980 gram. Saat ini status gizi By. MA dalam status gizi baik (>-1SD). Ibu mengatakan bayi terlihat lebih nyaman dan gumoh berkurang setelah rutin pijat bayi. DSA menyarankan untuk menyusui langsung saja hanya dari payudara tanpa menggunakan SNS, MPASI dini dan kontrol kembali pada tanggal 10 Januari 2023.

Kunjungan kedua belas, pada tanggal 10 januari 2023, usia bayi 5 bulan 5 hari. Berat badan bayi meningkat 22,5 gram/hari menjadi 7205 gram. Berdasarkan kurva pertumbuhan standar WHO berat badan By. MA (>-1SD) yang artinya status gizi By. MA baik. Ibu mengatakan tidak pernah memakai SNS lagi karena bayi selalu kenyang sehabis menyusu. DSA menyarankan MPASI dilanjutkan dengan standar WHO dan bayi tetap menyusu tanpa menggunakan SNS lagi serta kontrol kembali pada tanggal 10 februari 2023.

Kunjungan ketiga belas, pada tanggal 14 februari 2023, usia bayi 6 bulan 10 hari. Berat badan bayi meningkat20,97 gram/hari menjadi 7960 gram. Berdasarkan kurva pertumbuhan standar WHO berat badan By. MA (Median) yang artinya status gizi By. MA baik. Ibu mengatakan tidak pernah memakai SNS lagi karena bayi selalu kenyang sehabis menyusu. DSA menyarankan MPASI dilanjutkan dengan standar WHO dan bayi tetap menyusu hingga usia 2 tahun tanpa menggunakan SNS lagi. 

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Berat Badan terhadap Usia (BB/U) Bayi. MA (WHO)

DISKUSI

Ny. F sangat faham mengenai manfaat asi dan menyusui secara langsung untuk dirinya dan anaknya sehingga Ny. F memiliki tekad yang kuat untuk bisa menyusui secara ekslusif bahkan sampai By. MA berusia 2 tahun. Sepanjang masa terapi Ny. F menunjukan semangat yang positif untuk bisa terus menyusui By. MA. Ny. F Mendapatkan dukungan penuh dari suami dan keluarga sehingga Ny. F merasa terbantu dalam menjalani seluruh rangkaian terapi.

Pada awal kelahiran Ibu merasa saat menyusui mulut bayi sering terlepas dari payudara dan durasi menyusu lama seperti tidak pernah kenyang, Ny. F juga merasa bayinya tampak kuning. Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir juga merupakan salah satu tanda kurangnya asupan makanan (ASI) pada bayi sehingga bilirubin sisa pemecahan hemoglobin tidak terbuang secara optimal bersama feses.1

Pada kasus ini, kunjungan awal ibu merasa bayi menghisap lepas-lepas, penuruna BB yang sangat banyak. Hal ini diakibatkan tongue tie posterior dan lip tie grade 3 pada By. MA, sehingga proses menyusui menjadi tidak efektif dan menyakitkan bagi ibu. 

Hal-hal tersebut disebabkan adanya Ankyloglossia, yaitu tongue tie (tali lidah) dan lip tie (tali bibir) pada Bayi MA. Ankyloglossia dapat mengganggu perlekatan mulut bayi ke payudara sehingga menyebabkan masalah seperti puting lecet, payudara bengkak, suplai asi sedikit, sehingga bayi tidak mendapatkan ASI yang adekuat dan menyebabkan kenaikan berat badan yang lambat bahkan gagal tumbuh.2 Ankyloglossia yang tidak dilakukan tindakan akan memberikan pengaruh pada gangguan menyusu, gangguan menelan (makan) dan gangguan bicara.3 Sehingga semakin awal frenotomy dilakukan akan memberikan outcome yang lebih baik. 

Frenotomy adalah tindakan melakukan sayatan sederhana pada tali lidah atau tali bibir atas dengan menggunakan gunting steril. Beberapa penelitian telah menunjukkan peningkatan kualitas menyusui pada ibu dan bayi yang mengalami masalah menyusui. Perlekatan menyusu bayi pada ibu akan menjadi lebih baik sehingga transfer ASI lebih optimal, Ibu merasa lebih nyaman saat menyusui, dan supply ASI pada payudara Ibu meningkat.3

Setelah dilakukan frenotomy pada tongue tie dan lip tie By. MA perlekatan mulut bayi pada payudara ibu menjadi lebih baik dan bisa menyusu optimal. Perlekatan menyusu efektif ditandai dengan mulut bayi yang terbuka lebar, bibir melengkung ke luar (dower), bayi bisa memasukkan lebih banyak bagian areola ke dalam mulutnya. Posisi bibir yang dower dibutuhkan dalam proses menyusu agar mulut bayi dapat membuat vakum atau tekanan negatif tinggi sehingga bayi dapat menghisap dengan baik dan transfer ASI bisa optimal. By. MA diberikan suplementasi dengan tetap menyusu pada payudara ibu sehingga supply ASI pada ibu meningkat.

Saat usia By. MA  memasuki 4 bulan, diberikan MPASI dini dengan tujuan untuk membantu meningkatkan status gizi bayi. Kekurangan gizi pada tahun pertama kehidupan sangat berpengaruh terhadap perkembangan otak dan mengganggu perkembangan intelektual sehingga harus ditangani dengan baik.2 Sesuai dengan rekomendasi WHO bahwa MPASI bisa diberikan mulai usia bayi 4-6 bulan. Diberikan pada usia 4 bulan apabila berat badan bayi tidak meningkat adekuat walaupun sudah menyusu dengan baik.4 

By. MA direkomendasikan untuk diberikan MPASI dini sesuai standar WHO dengan tujuan menurunkan dosis suplementasi dan meningkatkan berat badan bayi. By. MA mulai diberikan MPASI dini pada usia 4 bulan 20 hari, kemudian dosis suplementasi pun berangsur turun dan kenaikan berat badan bayi naik dengan baik sehingga mencapai status gizi baik. Bayi telah disapih dari alat suplementasi di usia 5 bulan 5 hari, saat ini hanya menetek ke ibu dan makan dengan status gizi By. MA baik. 

KESIMPULAN 

Bayi dengan gizi buruk harus diberikan tatalaksana sejak dini dan secara holistik karena kekurangan gizi pada awal kehidupan sangat berpengaruh terhadap perkembangan otak dan fungsi organ tubuh di usia selanjutnya. Adanya Ankyloglossia pada bayi menjadi penyulit untuk bisa mendapatkan ASI secara optimal dari ibu, sehingga diperlukan tindakan frenotomy untuk memperbaiki proses menyusu. Diperlukan juga suplementasi dengan tetap menyusu langsung pada payudara ibu agar bayi mendapat asupan ganda dari ASI dan SNS sehingga pertumbuhan bayi meningkat dengan baik dan supply ASI tetap terjaga. Saat usia 4 bulan dosis SNS diturunkan dan bayi mulai diberikan MPASI dini sesuai standar WHO dan melanjutkan direct breastfeeding agar bayi mendapatkan gizi yang optimal dari ASI dan MPASI sehingga dapat segera mencapai status gizi baik. Hal ini dapat terlaksana dengan baik bila ibu yakin bahwa ASI dan direct breastfeeding adalah yang terbaik untuk ibu dan bayi, dan berada di keluarga dan fasilitas kesehatan yang mendukung proses menyusui. Pada kasus ini, setelah frenotomi, suplementasi dan MPASI, bayi dapat menetek langsung tanpa susu formula, menetek diteruskan sampai 2 tahun dengan dampingan makan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

  1. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-ikterus
  2. Praborini A, et al. 2018. A Holistic Supplementation Regimen for Tongue-Tied Babies With Slow Weight Gain and Failure to Thrive. Clinical Lactation Vol 9 Issue 2, DOI: 10.1891/2158-0782.9.2.78.
  3. Forlenza, et al, Ankyloglossia, Exclusive Breastfeeding and Failure to Thrive, 2010. 
  4. World Health Organization. (2000). Complementary feeding family foods for breastfed children.

Leave a Reply

Your email address will not be published.